Jumat, 20 Maret 2009
INILAH USAHA MAKSIMAL BUAT LOMBA BLOG AKPRIND
. Lalu usaha saya tidak berhenti sampai di akhir jam sekolah saja, malamnya saya masih harus menulis beberapa artikel atau tutorial untuk di posting esok hari. Dengan bermodalkan buku dan pulpen saya menulis artikel-artikel tersebut. Maklum, saya belum mempunyai komputer di rumah. Namun hal itu tak membuat saya patah arang. Kata orang tua saya, "Manfaatkanlah fasilitas yang ada di sekolah semaksimal mungkin". Keesokan paginya saya harus berangkat lebih awal pula untuk mem-posting artikel saya. Padahal hari itu semua siswa kelas X dan XI masuk siang karena ada kegiatan try out untuk kelas XII. Hmm...enak ya, bisa masuk siang...Teman-teman saya menanyakan alasan mengapa saya masuk siang. Tetapi biarpun saya berusaha untuk menjelaskan kepada mereka, tetap saja mereka menganggap saya terlalu rajin. Belum lagi guru-guru yang mengira saya anak kelas XII karena berangkat pagi. Huft, jadi kena omelan gara-gara dikira datang terlambat. Padahal kan saya kelas XI. Namun, untungnya saya tidak sendirian. Saya di temani dengan 3 teman saya (Erin,Riris,Santomi) dan guru saya (bapak Ardan Sirodjuddin) serta tak lupa laboran (mas Idris dan mas Aris) yang setia membukakan pintu laboratorium komputer. He..he..he..he...
Huft, persiapan ini sangat menyita waktu saya dengan teman-teman untuk bermain. Namun biar bagaimana pun saya harus menepis anggapan itu karena ini demi kebaikan. Setidaknya saya mendapat hikmah dari ini semua yaitu mendapat pengalaman dan pelajaran yang tak ternilai harganya.
Saya pun berdo'a agar saya bisa menjadi yang terbaik di antara yang terbaik dalam kompetisi ini. Saya juga memohon dukungan dari teman-teman, sahabat, kerabat, guru, saudara, orang tua, kakek-nenek.... Pokoknya semua orang yang ada di jagad raya ini deh...
KISAHKU PART 2
Selang beberapa bulan aku diberitahu bahwa ibuku tengah hamil 3 bulan. Aku tidak tahu harus bahagia atau sedih mendengarnya. Dan ternyata istri ayahku juga tengah hamil 6 bulan. Itu kabar terakhir yang aku dengar tentang ayah. Waktu berlalu, usia kandungan ibuku sudah 8 bulan. Dan pada hari Senin, 26 Mei 2003 ibuku merasa ingin melahirkan. Aneh, padahal baru 8 bulan tapi sudah ada tanda - tanda ingin melahirkan. Ibuku dilarikan ke Bidan setempat. Setelah diperiksa ternyata ibuku harus dirujuk ke rumah sakit. Ya, rumah sakit Panti Wilasa Citarum. Ayah tiriku langsung membawa ibuku ke sana. Kami menunggu selama berjam - jam. Akhirnya kami mendapat laporan bahwa air ketuban ibuku pecah tetapi tidak keluar melainkan masuk ke paru - paru hingga mengakibatkan bayinya tak dapat diselamatkan. Dokter berencana untuk mengambil bayi itu karena khawatir akan berpengaruh pada kesehatan ibuku. Ayah tiriku menyetujuinya, tetapi ternyata ada sedikit kendala. Kondisi ibuku masih sangat lemah, hal ini tidak memungkinkan untuk melakukan operasi. Akhirnya dokter memutuskan untuk menunggu sampai kondisi ibu membaik. Aku hanya bisa menunggu di depan ruangan karena saat itu umurku baru 11tahun. Peraturan di sana adalah anak di bawah usia 12 tahun dilarang memasuki ruang perawatan. Tetapi tak apalah yang penting ibuku selamat.
Namun keyakinanku tak menjadi nyata. Pukul 22.00 WIB ibuku menghembuskan nafas terakhirnya. Bak disambar petir, perasaanku tak kuasa menerima kenyataan. Aku menangis sejadi - jadinya, aku merasa tak rela akan kepergian ibuku. Namun apa mau di kata. Jika Allah telah berkehendak, siapa yang mampu menghalangi-Nya.
Keesokan harinya, ibuku dimakamkan di TPU yang ada di daerah rumahku. Aku melihat wajah ibu untuk yang terakhir kalinya. Aku sempat tidak percaya bahwa beliau telah tiada. Beliau meninggal dalam keadaan tersenyum.
Tunggu kelanjutan dari riwayat hidupku…
KISAHKU PART 1
Sebelum kami tinggal di Semarang, kami tinggal di Jakarta tepatnya di daerah Pulogadung. Di sana kami hidup bahagia. Ayahku seorang dosen di salah satu kampus swasta dan ibuku membuka usaha agen majalah di rumah. Namun karena ada masalah keluarga, ibuku memutuskan untuk pindah ke Semarang. Tetapi ayahku tidak mau ikut karena alasan pekerjaan. Akhirnya hanya aku, ibuku dan adikku yang pindah ke Semarang.
Setahun berlalu, selama itu ayahku selalu pulang ke Semarang sebulan sekali. Setiap kali ayahku pulang, pasti aku dan adikku mendapat oleh - oleh. Selama itu kami hidup bahagia. Namun selang satu tahun, mulai timbul masalah - masalah yang aku sendiri tidak tahu sampai saat ini. Kemudian masalah itu semakin membesar dan akhirnya mengakibatkan ‘ Perceraian ‘‘. Ayah dan Ibuku pun berpisah. Awalnya aku tak percaya bahwa hal ini terjadi pada keluargaku. Tetapi saat aku menyaksikan sendiri Ayah dan Ibuku bercerai di Pengadilan Agama, aku tak dapat memungkiri hal itu. Sungguh hal yang sangat menyakitkan. Lalu aku dengar ayah dan ibuku sudah memiliki pengganti masing - masing, aku semakin terpukul. Dalam hati aku selalu bertanya, apa maksud dari semua ini ? Aku ingin bertanya pada ibuku, tapi aku takut. Toh nantinya ibuku pasti akan bilang ” Kamu itu masih kecil, ga’ tau apa - apa.” Selang beberapa bulan, aku melihat laki - laki setengah baya main ke rumahku. Aku bertanya pada ibuku, siapa orang itu ? Dan ibuku menjawab bahwa ia adalah teman ibu. Awalnya aku percaya tapi lama - kelamaan aku ragu akan hal itu. Hampir setiap hari laki - laki itu main ke rumah. Dia baik sekali padaku, dia sering memberiku uang. Dan keraguanku terjawab, ternyata dia adalah pacar ibuku. Luka yang lama saja belum sembuh, kini tambah lagi luka yang baru. Ibuku menyuruh aku dan adikku memanggilnya “Papa”. Tetapi adikku tidak mau karena ia merasa laki - laki itu bukan papanya. Aku terpaksa memanggilnya papa karena aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Di satu sisi aku tidak suka padanya tapi di sisi lain aku kasihan melihat ibuku yang berusaha keras menyekolahkanku. Aku pun merestui hubungan mereka karena aku pikir yang penting ibuku bahagia. Adikku yang bersikeras untuk tidak memanggilnya ” papa “ akhirnya memutuskan untuk ikut ayahku di Jakarta. Aku serta ibuku mengantarkannya ke Jakarta. Ikuti lanjutannya .....
BUNDARAN AIR MANCUR
Silahkan menikmati hasil jepretan kameraku :
Baca Lengkap Klik disini...