Jumat, 20 Maret 2009

KISAHKU PART 2

Ternyata di sana ayahku sudah memiliki istri baru. Ya Allah… betapa hancurnya keluargaku kini… Tetapi aku tetap berusaha untuk tegar. Setelah mengantar adikku, selang beberapa bulan terdengar kabar bahwa ibuku akan menikah dengan laki - laki yang ku panggil ayah. Malam sebelum pernikahan, ibuku menjelaskan padaku bahwa ia akan menikah lagi. Beliau meminta restu dariku. Dengan air mata aku menjawab ” ya, aku merestui mama. Selama itu bisa membuat mama bahagia.” Keesokan harinya, pernikahanpun dilaksanakan. Mereka hanya menikah sirih karena Pengadilan Agama tidak memberi keputusan bahwa ayah dan ibuku telah bercerai. Ibuku memakai baju ungu dan jilbab ungu. Ibuku terlihat anggun mengenakan pakaian itu. Acara pernikahan berjalan lancar.
Selang beberapa bulan aku diberitahu bahwa ibuku tengah hamil 3 bulan. Aku tidak tahu harus bahagia atau sedih mendengarnya. Dan ternyata istri ayahku juga tengah hamil 6 bulan. Itu kabar terakhir yang aku dengar tentang ayah. Waktu berlalu, usia kandungan ibuku sudah 8 bulan. Dan pada hari Senin, 26 Mei 2003 ibuku merasa ingin melahirkan. Aneh, padahal baru 8 bulan tapi sudah ada tanda - tanda ingin melahirkan. Ibuku dilarikan ke Bidan setempat. Setelah diperiksa ternyata ibuku harus dirujuk ke rumah sakit. Ya, rumah sakit Panti Wilasa Citarum. Ayah tiriku langsung membawa ibuku ke sana. Kami menunggu selama berjam - jam. Akhirnya kami mendapat laporan bahwa air ketuban ibuku pecah tetapi tidak keluar melainkan masuk ke paru - paru hingga mengakibatkan bayinya tak dapat diselamatkan. Dokter berencana untuk mengambil bayi itu karena khawatir akan berpengaruh pada kesehatan ibuku. Ayah tiriku menyetujuinya, tetapi ternyata ada sedikit kendala. Kondisi ibuku masih sangat lemah, hal ini tidak memungkinkan untuk melakukan operasi. Akhirnya dokter memutuskan untuk menunggu sampai kondisi ibu membaik. Aku hanya bisa menunggu di depan ruangan karena saat itu umurku baru 11tahun. Peraturan di sana adalah anak di bawah usia 12 tahun dilarang memasuki ruang perawatan. Tetapi tak apalah yang penting ibuku selamat.
Namun keyakinanku tak menjadi nyata. Pukul 22.00 WIB ibuku menghembuskan nafas terakhirnya. Bak disambar petir, perasaanku tak kuasa menerima kenyataan. Aku menangis sejadi - jadinya, aku merasa tak rela akan kepergian ibuku. Namun apa mau di kata. Jika Allah telah berkehendak, siapa yang mampu menghalangi-Nya.
Keesokan harinya, ibuku dimakamkan di TPU yang ada di daerah rumahku. Aku melihat wajah ibu untuk yang terakhir kalinya. Aku sempat tidak percaya bahwa beliau telah tiada. Beliau meninggal dalam keadaan tersenyum.

Tunggu kelanjutan dari riwayat hidupku…



1 komentar:

  1. Wah… makasih atas kunjungannya ke blog aku. Blog kalian bagus juga seputar dunia multimedia, pastinya memacu para anak muda dalam ngembangin IPTEKnya. Sebisanya aku akan membuat tulisan seputar dunia penulisan baik mengenai motivasinya, buku, penerbit, cerpen dan lainnya. Yang baru ada tulisan mengenai education, school, study in Netherlands (jangan lupa komennya di tunggu). Eits kunjungi balik ya blog aku!

    BalasHapus

SELAMAT BERGABUNG DENGAN KAMI KOMUNITAS MULTIMEDIA SMK NEGERI 8 SEMARANG, TEMPAT ORANG BELAJAR MULTIMEDIA # JANGAN LUPA DUKUNG BLOG INI DALAM LOMBA BLOG KOMPETISI BLOG IPTEKS SISWA SMP/SMA/SEDERAJAT TINGKAT DIY dan JAWA TENGAH DENGAN MEMBERIKAN KOMENTAR TERHADAP TAMPILAN DAN ISI BLOG INI